Dea Cantique

Sabtu, 21 Februari 2009

APA PUN DI SEKITAR KITA BISA MENJADI IDE

Hari sabtu, 13 Februari 2009 aq dapat tugas wawancara jurnalistik dengan Afifah Afra tuk acara Assalaam Award. Bisa menang gak ya? Pada kesempatan kunjungan Afifah Afra di pesantren Assalaam yang lalu aq gak sempat wawancara. Jadi sekarang harus bisa. Aq terlanjur ngefans sama Afifah Afra. Tempatnya di auditorium Universitas Sebelas Maret? Dimana ya? Aq belum tau tempatnya. Acaranya 1001 Cinta. Kayaknya seru lho.

Kebetulan papi mami dan dek difa datang. Jadi aku todong aja papi nganterin ke lokasi. Sesampai di lokasi, maem dulu di kantin dekat auditorium. Waktu masuk acara sudah dimulai. Afifah Afra sudah di atas panggung dalam satu acara talkshow. Tuh dia di sebelah kanan. Begitu Afifah Afra turun panggung, aku segera menghampiri, perkenalkan diri dan minta ijin untuk wawancara. Alhamdulillah dapat ijin. Langsung aja aku tanyakan pertanyaan yang sudah aku siapkan.

Inilah hasilnya seperti yang dimuat di kolom WARIOR harian Suara Merdeka halaman 22 edisi Minggu 22 Februari 2009.

Nama Afifah Afra sekarang sudah terkenal sebagai penulis novel. Boleh tahu apa arti nama Ibu itu?
Afifah itu artinya wanita yang suci. Sedang Afra berarti cerdas. Jadi Afifah Afra artinya wanita cerdas yang suci. Begitulah harapan orang tua saya dulu.

Biasanya seorang penulis punya latar belakang suka membaca. Sejak usia berapa Ibu suka membaca?
Iya, memang saya suka membaca sejak kecil, sejak belajar membaca sampai sekarang.

Bagaimana ceritanya Ibu bisa menjadi penulis novel dan buku-buku lainnya?
Dari kebiasaan suka membaca itu, lama-lama saya ingin menulis. Akhirnya jadilah penulis seperti sekarang ini.

Apakah orang tua Ibu Afifah ada yang menjadi penulis?
Kalau jadi penulis sih nggak ya. Ayah saya memang suka menulis, tapi nggak sampai menghasilkan buku seperti saya.

Saat ini Ibu Afifah tertarik menulis di bidang apa saja?
Saya fokus di penulisan novel dan buku-buku yang bisa memberi inspirasi bagi semua orang yang membaca buku saya.

Sampai sekarang sudah berapa buku yang Ibu hasilkan?
Ada sekitar 40 buku.

Biasanya Ibu menulis pada jam-jam berapa?
Tidak tentu ya. Asalkan ada waktu sela, insya Allah saya bisa memanfaatkannya.

Bagaimana Ibu menemukan ide untuk menulis?
Sebetulnya apapun di sekitar kita bisa menjadi ide. Kadang-kadang unek-unek yang ada di hati bisa juga jadi ide untuk menulis.

Apakah ibu Afifah juga memanfaatkan internet untuk bekerja?
Oh iya. Salah satu cara saya untuk mendapatkan data adalah melalui internet. Kadang-kadang internet juga bisa menimbulkan ide untuk menulis. Terus terang saat ini saya sedang tergila-gila dengan Facebook. Karena dengan Facebook saya bisa menemukan teman-teman yang sudah lama tidak pernah bertemu.

Apa kegiatan lain ibu Afifah selain menjadi penulis?
Saat ini saya menjadi pemimpin redaksi di majalah remaja Girlie Zone.

Apa harapan Ibu terhadap generasi muda sekarang?
Harus menjadi seorang yang tahu siapa dirinya. Seorang yang bisa menyalurkan kelebihan atau potensi yang dimilikinya menjadi manfaat bagi orang banyak.

1 Komentar:

Blogger om arfi mengatakan...

wah pasti seneng bisa mewawancarai bu afifah.. seneng lihat tekadnya mbak dea.om arfi doain smoga mbak dea bisa meraih apa yang dicita2kan dgn tekad yg kuat,contohnya bisa mewawancarai bu afifah ya.
ok om arfi tunggu tulisan mbak dea lainnya.salam dari om arfi,tante djanti dan dik atha.

24 Februari 2009 pukul 02.33  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda